Semenjak itu sampai ia pergi hilang dari hidupku
Seakan-akan aku diberi ilham kata-kata untuk digoreskan pena
Belajar dari perasaan berguru pada kenyataan
Berlembar-lembar kertas berpuisi
Hilang sia-sia tak tau kemana pergi
Setelah jemari-jemariku lelah menulis menari-nari
Di atas lembaran-lembaran yang pasrah untuk dihiasi
Setelah waktuku berjalan melepasnya
dan zaman semakin tua dan berubah
Akupun membalikkan tangan melepas pena
Sampai rasa itu kembali datang untuk kedua kalinya
Dari sosok lain yang cantik nan setia
Sekarang aku baru terasa
Aku telah lama tak bermain pena
Hingga satu puisi pun tak tercipta untuknya
Hanya barisan-barisan urjuzah seadanya
yang aku beri waktu itu untuknya
Sebelum cincin emasku menghias indah di jari manisnya.
Adnan Widodo Sudirman
Hadramaut, Januari 2010
Seakan-akan aku diberi ilham kata-kata untuk digoreskan pena
Belajar dari perasaan berguru pada kenyataan
Berlembar-lembar kertas berpuisi
Hilang sia-sia tak tau kemana pergi
Setelah jemari-jemariku lelah menulis menari-nari
Di atas lembaran-lembaran yang pasrah untuk dihiasi
Setelah waktuku berjalan melepasnya
dan zaman semakin tua dan berubah
Akupun membalikkan tangan melepas pena
Sampai rasa itu kembali datang untuk kedua kalinya
Dari sosok lain yang cantik nan setia
Sekarang aku baru terasa
Aku telah lama tak bermain pena
Hingga satu puisi pun tak tercipta untuknya
Hanya barisan-barisan urjuzah seadanya
yang aku beri waktu itu untuknya
Sebelum cincin emasku menghias indah di jari manisnya.
Adnan Widodo Sudirman
Hadramaut, Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar